Rabu, 19 April 2017

Refleksi Metode Problem Solving Dan Metode Problem Based Learning Dalam Pembelajaran



Pada pertemuan hari ini, tanggal 17 April 2017 membahas mengenai metode problem solving dan metode problem based learning dalam pembelajaran. Dalam kuliah hari ini dilakukan diskusi presentasi, yang menambah pengetahuan dan pemahaman saya tentang metode problem solving dan metode problem based learning dalam pembelajaran. Ada beberapa point penting dari pembelajaran hari ini yaitu:
Metode pembelajaran problem solving merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaaian secara ilmiah.metode ini tidak mengharapakan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran akan tetapi melalui metode problem solving siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkan.
Tujuan utama penggunaan metode problem solving dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:
a. Mengembangkan kemampuan berfikir,terutama dalam mencari sebab akibat dan tujuan suatu permasalahan.
b. Memberikan pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai atau bermanfaat bagi keperluan kehidupan sehari-hari.
c. Belajar bertindak dalam situasi baru.
d. Belajar bekerja sistematis dalam memecahkan masalah.
Metode pembelajaran problem solving dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.terdapat 3 ciri utama dari metode problem solving.
a. Metode problem solving merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi problem solving ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa.
b. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, metode ini menempatkan masalah sebagai kunci dari proses pembelajaran.
c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dalam konteks kehidupan nyata yang berorientasi pemecahan masalah dengan memanfaatkan berpikir kritis, sintetik dan praktikal melalui pemanfaatan multiple intelegences dengan membiasakan belajar “Bagaimana belajar”. Karena pembelajaran ini terpusat melalui masalah-masalah yang relefan. Terpusat karena berisi scenario, tema, unit yang menempatkan kembali kepada pembelajaran yang diinginkan.
Dalam PBL, siswa dituntut bertanggungjawab atas pendidikan yang mereka jalani, serta diarahkan untuk tidak terlalu tergantung pada guru. PBL membentuk siswa mandiri yang dapat melanjutkan proses belajar pada kehidupan dan karir yang akan mereka jalani. Seorang guru lebih berperan sebagai fasilitator atau tutor yang memandu siswa menjalani proses pendidikan. Ketika siswa menjadi lebih cakap dalam menjalani proses belajar PBL, tutor akan berkurang keaktifannya.
Proses belajar PBL dibentuk dari ketidakteraturan dan kompleksnya masalah yang ada di dunia nyata. Hal tersebut digunakan sebagai pendorong bagi siswa untuk belajar mengintegrasikan dan mengorganisasi informasi yang didapat, sehingga nantinya dapat selalu diingat dan diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan dihadapi. Masalah-masalah yang didesain dalam PBL memberi tantangan pada siswa untuk lebih mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah secara efektif.
Saya masih belum paham mengenai cara implementasi metode problem solving dan metode problem based learning dalam pembelajaran agar tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut.

Refleksi metode belajar inkuiri dalam sains



Pada pertemuan hari ini, tanggal 29 Maret 2017 membahas mengenai metode belajar inkuiri dalam sains. Dalam kuliah hari ini dilakukan diskusi presentasi, yang menambah pengetahuan dan pemahaman saya tentang metode belajar inkuiri dalam sains. Ada beberapa point penting dari pembelajaran hari ini yaitu:
Metode inkuiri berkaitan dengan aktivitas  pencarian  pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa  akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah. Metode inkuiri dapat pula diartikan sebagai metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.
Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), para ahli menyarankan menciptakan iklim pembelajaran IPA yang kondusif. Melalui pembelajaran IPA di sekolah dasar siswa dilatih untuk berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan, dan percobaan. Selain itu juga melalui pembelajaran IPA diharapkan dapat menumbuhkan sikap dan nilai yang positif  serta memupuk rasa cinta kepada alam sekitar dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Pembelajaran IPA merupakan wahana bagi siswa untuk memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari; dan dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, dapat bekerja sama dan mandiri, sera mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari keagungan Tuhan Yang Maha esa.
Saya masih belum paham mengenai cara membuat belajar pembelajaran IPA menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan agar semua peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan.


Refleksi pembelajaran kooperatif



Pada pertemuan hari ini, tanggal 27 Maret 2017 membahas mengenai pembelajaran kooperatif. Dalam kuliah hari ini dilakukan diskusi presentasi, yang menambah pengetahuan dan pemahaman saya tentang pembelajaran kooperatif. Ada beberapa point penting dari pembelajaran hari ini yaitu:
pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran.
Tujuan yang paling penting dari model pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Selain itu, tujuan model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan norma-norma yang proakademik di antara para siswa, dan norma-norma pro-akademik memiliki pengaruh yang amat penting bagi pencapaian siswa.
Kendala-kendala yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif:
·         Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
·         Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
·      Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
·      Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
Model pembelajaran kooperatif ada berbagai macam tipe, yaitu Student Teams-Achievement Division (STAD), Team Game Tournament (TGT), Jigsaw II, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Team Assisted Individualization (TAI), Group Investigation, Learning Together, Complex Instruction, dan Structure Dyadic Methods.
Saya masih belum paham mengenai cara mengatasi kendala-kendala dalam pembelajaran kooperatif agar tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut.

Refleksi metode belajar inkuiri dalam sains



Pada pertemuan hari ini, tanggal 22 Maret 2017 membahas mengenai metode belajar inkuiri dalam sains. Dalam kuliah hari ini dilakukan diskusi presentasi, yang menambah pengetahuan dan pemahaman saya tentang metode belajar inkuiri dalam sains. Ada beberapa point penting dari pembelajaran hari ini yaitu:
Metode inkuiri berkaitan dengan aktivitas  pencarian  pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa  akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah. Metode inkuiri dapat pula diartikan sebagai metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.
Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), para ahli menyarankan menciptakan iklim pembelajaran IPA yang kondusif. Melalui pembelajaran IPA di sekolah dasar siswa dilatih untuk berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan, dan percobaan. Selain itu juga melalui pembelajaran IPA diharapkan dapat menumbuhkan sikap dan nilai yang positif  serta memupuk rasa cinta kepada alam sekitar dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Pembelajaran IPA merupakan wahana bagi siswa untuk memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari; dan dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, dapat bekerja sama dan mandiri, sera mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari keagungan Tuhan Yang Maha esa.
Saya masih belum paham mengenai cara membuat belajar pembelajaran IPA menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan agar semua peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan.


Refleksi Siklus Belajar



Pada pertemuan hari ini, tanggal 20 Maret 2017 membahas mengenai Siklus Belajar. Dalam kuliah hari ini dilakukan diskusi presentasi, yang menambah pengetahuan dan pemahaman saya tentang Siklus Belajar. Ada beberapa point penting dari pembelajaran hari ini yaitu:
Siklus belajar (learning cycle) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). Pengembangan model ini pertama kali dilakukan oleh Science Curriculum Improvement Study (SCIS) pada tahun 1970-1974. Model ini dilandasi oleh pandangan kontruktivisme dari Piaget yang berangapan bahwa dalam belajar pengetahuan itu dibangun sendiri oleh anak dalam struktur kognitif melalui interaksi dengan lingkungannya.
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar:
Penerapan strategi ini memberi keuntungan sebagai berikut:
Meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, membantu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik, pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Adapun kekurangan penerapan strategi ini adalah: Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran, menurut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran, memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan  terorganisasi, memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.
Saya masih belum paham mengenai cara agar pembelajaran dengan model siklus belajar dapat berlangsung baik dan tujuan pembelajaran tercapai.