Selasa, 31 Januari 2017

Hakikat, Ciri-Ciri Belajar dan Pembelajaran (Teori Deskriptif dan Preskriptif)

Oleh: Izmi Latifa Navida

A.      Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok. Hal ini berarti bahwa keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dilakukan siswa sebagai anak didik.
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasar, motivasi, latar belakang akademis serta latar belakang sosial ekonomi.

B.       Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar yang menurut Djamarah sebagai berikut :
a)    Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurangkurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
b)        Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri indiviu berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
c)        Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan selalu bertambah dan tertuju memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usah belajar dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
d)       Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan sebagainya. Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.
e)        Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasil ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilam, pengetahuan.

C.      Teori Deskriptif dan Preskriptif
Teori deskriptif adalah goal free (untuk memberikan hasil), sedangkan teori preskriptif adalah goal oriented (untuk mencapai tujuan). Teori belajar adalah deskriptif dan teori pembelajaran adalah preskriptif. Teori belajar adalah deskriptif karena tujuan utamanya menjelaskan proses belajar, sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif karena tujuan utamanya menetapkan metode pembelajaran yang optimal.
Reigeluth (1983) mencoba mengemukakan perbedaan antara teori deskriptif (teori belajar) dan teori preskriptif (teori pembelajaran). teori preskriptif (teori pembelajaran) adalah goal oriented, sedangkan teori deskriptif (teori belajar) adalah goal free. Maksudnya adalah bahwa teori pembelajaran (preskriptif) dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori belajar (deskriptif) dimaksudkan untuk memberikan hasil. Itulah sebabnya variable yang diamati dalam mengembangkan teori pembelajaran adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan, sedangkan dalam pengembangan teori belajar, variable yang diamati adalah hasil belajar sebagai akibat dari interaksi antara metode dan kondisi.
Dengan kata lain teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antara kegiatan pembelajaran dengan proses psikologis dalam diri siswa, sedangkan teori belajar mengungkapkan hubungan antara kegiatan siswa dengan proses psikologis dalam diri siswa.
Contoh teori belajar deskriptif
Seorang anak belajar dengan tujuan untuk mendapatkan nilai bagus di ulangan keduanya setelah anak tersebut gagal di ulangan pertamanya. Dalam hal ini teori deskriptif berperan dalam menjelaskan hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar nilai anak tersebut di ulangan kedua bisa bagus diantaranya dia harus belajar lebih giat, lebih memehami materi, menayakan jika materi belum jelas, tidak mengulangi kesalahan di ulangan pertamanya dan memiliki seseorang yang bisa membantu dalam belajar.
Contoh: Teori pembelajaran preskriptif

Seorang guru yang melihat anak didiknya nilai ulangannya tidak memenuhi syarat maka guru tersebut berusaha untuk mencari solusi yang tepat untuk siswanya agar mendapat nilai yang bagus yaitu guru dengan senang hati memberikan motivasi kepada siswanya, mengajak siswanya agar belajar kelompok, memeberikan solusi yang menumbuhkan semangat, kepercayaan diri dan pantang menyerah dan selalu bersikap baik dengan siswanya.

REFLEKSI PERKULIAHAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 2

Senin, 30 Januari 2017
Oleh: Izmi Latifa Navida


            Hari ini, pada tanggal 30 Januari 2017 adalah pertemuan ketiga dari matakuliah Belajar dan Pembelajaran. Kali ini materi yang di bahas mengenai sistem kurikulum di Indonesia. Saya dan teman-teman semua sebagai calon seorang pendidik harus memahami konsep sistem kurikulum di Indonesia karena hal itu penting sekali. Kurikulum merupakan pedoman untuk menyampaikan pendidikan, dimana kita sebagai calon seorang pendidik wajib paham mengenai sistem kurikulum ini.
Kurikulum harus mengacu pada tujuan pendidikan Indonesia, yaitu menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sehingga dari sini kita mengetahui bahwa kurikulum itu tidak hanya mencerdaskan bangsa, tetapi kurikulum itu adalah a plan for learning yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan potensi bangsa, watak bangsa, mengembangkan iman dan ketaqwaan bangsa terhadap Tuhan Yang Maha Esa , berahlak mulia, dan kreatif.
         Saat membahas tentang kurikulum, ada pertanyaan kurikulum yang bagaimanakah yang menurut kami baik diterapkan di Indonesia berdasrakan pengalaman kami saat sekolah dulu. Banyak jawaban dan pendapat dari teman-teman, saya pun juga mengeluarkan pendapat, dimana kurikulum di Indonesia itu lebih baik memberikan pengalaman kepada peserta didik secara langsung, maksudnya peserta didik diberikan bahan materi untuk dicari, dipelajari, dan didiskusikan bersama, jika ada konsep yang salah nantinya guru yang akan membenarkan. Selain itu, tidak hanya belajar teori, belajar praktikum juga harus diterpakan agar peserta didik paham akan konsep teori yang dibuktikan karena mengamati secara langsung.
           Kurikulum di Indonesia haruslah ada nilainya, yang dimaksud nilai di sini bukan nilai angka akan tetapi nilai Value, misalnya seperti di UM yang menjadi valuenya adalah slogan “The Learning University” artinya slogan tersebut memiliki makna UM sebagai learning organization dan sebagai learning resource. Learning organization maksudnya belajar merupakan tanggung jawab organisasi dan individu. Terkait dengan hal ini UM bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong pembelajaran individu. Learning resource maksudnya UM akan mewujudkan universalitas jati dirinya untuk mengubah Lingkungan Kampus UM yang Membelajarkan dan Mendayagunakan Sumberdaya Manusia UM sebagai Sumber Belajar bagi Semua (rujukan).

          Ada beberapa hal yang diubah dari sistem pendidikan di Indonesia, misalnya pendidikan di Indonesia mengajarkan untuk menjadi manusia yang produktif bukan manusia yang konsumtif, dengan begitu Indonesia bisa mengelola sumber daya alamnya dengan baik tanpa harus mengimpor barang-barang dari luar negeri. Selain itu, budaya konsumtif di Indonesia juga harus diubah agar masyarakat Indonesia bisa menjadi masyarakat yang produktif. 

Senin, 30 Januari 2017

Lirik A Heart Can’t Be Hidden - Lee Ji Hye




haloooo,, di sini saya akan share lirik lagu salah satu lagu korea, ini lagu bagus banget dari segi judul dan maknanya jlebbb banget ๐Ÿ˜… dan otomatisss jadi salah satu lagu favorit sayaaa...


HANGEUL
์ˆจ๊ฒจ๋ด๋„ ์•ˆ๋˜๋Š” ๋งˆ์Œ
๊ฐ€์Šด๊นŠ์ด ๋Š˜ ์•ˆ๊ณ  ์‚ฌ๋Š” ๋‚˜
๊ทธ์ € ์•„๋ฌด ๋ง ์—†์ด ๋ฐ”๋ผ๋งŒ ๋ณด์•„๋„
๋‚  ์–ด๋Š์ƒˆ ๋„Œ ์›ƒ์Œ์ง“๊ฒŒ ํ•ด
ํ•œ๊ฑธ์Œ ๋” ๋‹ค๊ฐ€๊ฐˆ์ˆ˜๋ก
๋‚ด ๋งˆ์Œ๋งŒ ๋” ๋ถˆ์•ˆํ•ด์ง€๊ณ 
ํ˜น์‹œ๋ผ๋„ ๋‚ด ์‚ฌ๋ž‘์ด ๋ถ€๋‹ด์ด ๋ ๊นŒ๋ด
์˜ค๋Š˜๋„ ๋„ˆ๋ฅผ ๋งด๋Œ๊ณ  ์žˆ์–ด
๋„ ์‚ฌ๋ž‘ํ•˜๋ฉด์„œ ๋„ ์™ธ๋ฉดํ–ˆ๋˜๊ฑฐ
๋‚ด๊ฐ€ ์ค„ ์ˆ˜ ์žˆ๋Š”๊ฒŒ ๋ถ€์กฑํ•œ๊ฑธ ์•Œ๊ธฐ์—
๋ฏธ์•ˆํ•ดํ•˜์ง€๋งˆ ์ž๊ณ  ๋‚˜๋ฉด ๊ดœ์ฐฎ์„๊ฑฐ์•ผ
์˜ค๋Š˜์€ ๋งŽ์ด ๋ฏธ์›Œํ•˜๊ฒ ์ง€๋งŒ
๋‚ด์ผ์€ ๋” ๋‹ˆ๊ฐ€ ๊ทธ๋ฆฌ์šธ๊ฑฐ์•ผ
๋Šฆ์€๋ฐค์— ์ „ํ™”๋ฅผ ๊ฑธ์–ด
์šธ๋จน์ด๋ฉฐ ๋‹ˆ ์ด๋ฆ„ ๋ถ€๋ฅด๋ฉด
๊ทธ๋• ๋‚ด ๋งˆ์Œ ๋ชป์ด๊ธด์ฒ™ ๋ฐ›์•„์ค„์ˆ˜์—†๋‹ˆ
์ด๋Ÿฌ๋Š” ๋‚ด๊ฐ€ ๊ฐ€์—ฌ์šธ๋ฟ์•ผ
๋„ ์‚ฌ๋ž‘ํ•˜๋ฉด์„œ ๋„ ์™ธ๋ฉดํ–ˆ๋˜๊ฑฐ
๋‚ด๊ฐ€ ์ค„ ์ˆ˜ ์žˆ๋Š”๊ฒŒ ๋ถ€์กฑํ•œ๊ฑธ ์•Œ๊ธฐ์—
๋ฏธ์•ˆํ•ดํ•˜์ง€๋งˆ ์ž๊ณ  ๋‚˜๋ฉด ๊ดœ์ฐฎ์„๊ฑฐ์•ผ
๋ถ€๋”” ์ข‹์€ ์‚ฌ๋žŒ ๋งŒ๋‚˜๊ธธ ๋ฐ”๋ž˜
ํ•ญ์ƒ ๋ฏธ์•ˆํ–ˆ์–ด
์‚ฌ๋ž‘ํ•œ๋‹จ ๋ง๋„
๋ณด๊ณ  ์‹ถ๋‹จ ๊ทธ ๋ง๋„
ํ•˜์ง€ ๋ชปํ•ด ๋ฏธ์•ˆํ•ด
๋‚ด ๊ฑฑ์ • ํ•˜์ง€๋งˆ
๋‚ด ๋ˆˆ๋ฌผ์€ ์‹ ๊ฒฝ์“ฐ์ง€๋งˆ
๋ถ€๋”” ์ข‹์€ ์‚ฌ๋žŒ ๋งŒ๋‚˜๊ธธ ๋ฐ”๋ž˜
๋ถ€๋”” ๋‚˜๋ฅผ ์žŠ๊ณ  ํ–‰๋ณตํ•ด์•ผ๋ผ

ROMANIZATION
sumgyeobwado andoeneun maeum
gaseumgipi neul ango saneun na
geujeo amu mal eobsi baraman boado
nal eoneusae neon useumjitge hae
hangeoreum deo dagagalsurok
nae maeumman deo buranhaejigo
hoksirado nae sarangi budami doelkkabwa
oneuldo neoreul maemdolgo isseo
neol saranghamyeonseo neol oemyeonhaetdeongeo
naega jul su inneunge bujokhangeol algie
mianhaehajima jago namyeon gwaenchanheulgeoya
oneureun manhi miwohagetjiman
naeireun deo niga geuriulgeoya
neujeunbame jeonhwareul georeo
ulmeogimyeo ni ireum bureumyeon
geuttaen nae maeum mosigincheok badajulsueomni
ireoneun naega gayeoulppunya
neol saranghamyeonseo neol oemyeonhaetdeongeo
naega jul su inneunge bujokhangeol algie
mianhaehajima jago namyeon gwaenchanheulgeoya
budi joheun saram mannagil barae
hangsang mianhaesseo
saranghandan maldo
bogo sipdan geu maldo
haji motae mianhae
nae geokjeong hajima
nae nunmureun singyeongsseujima
budi joheun saram mannagil barae
budi nareul itgo haengbokhaeyadwae
ENGLISH TRANSLATION
The heart that cannot be hidden
I only live deep inside my heart
If I just watch without saying anything
It makes me suddenly smile.
As I get closer with each step
My heart only becomes more nervous
In case my love was pressured
Again today, I just circle around you
As I loved you, The reason I looked away from you
It is because I know all I can give is a little
Dont feel sorry, once you sleep it will be okay
Today I am hating you
But tomorrow I will miss you
Late night I call you
I am swallowing the tears as I call your name
Then, can you just accept my heart?
Feel sorry for my heart
As I loved you, The reason I looked away from you
It is because I know all I can give is a little
Dont feel sorry, once you sleep it will be okay
Please, find a better person
I was always sorry, even saying I love you
I miss you I cant even say it,
Dont worry about me, dont worry about my tears
Please meet a better person
Please forget me and live happily

Minggu, 29 Januari 2017

"Perkembangan Kurikulum di Indonesia dan Landasan Filosofinya"

Perkembangan Kurikulum di Indonesia dan Landasan Filosofinya
Oleh: Izmi Latifa Navida

Kurikulum berasal dari bahasa yunani kuno yaitu Curriculum,  yang berasal dari kata curir yang artinya pelari dan Curere yang artinya tempat terpacu. Jadi Curriculum dapat diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Dari kata tersebut dapat diperluas artinya menjadi sebuah rancangan dasar pendidikan dimana terdapat mata pelajaran-mata pelajaran yang harus ditempuh dan pada akhirnya peserta didik harus mempunyai ijazah. Dalam arti yang lebih luas lagi (modern) kurikulum bukanlah sekedar sejumlah mata pelajaran, tetapi memiliki cakupan yang lebih luas.
Menurut Wirianto, Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihan dalam pendidikan atau pelatihan, oleh karenanya pengembangan kurikulum melibatkan pemikiran-pemikiran secara filsafati, psikologi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya.
Kurikulum menurut Ronald C. Doll, merupakan perencanaan yang ditawarkan bukan yang diberikan, oleh karenanya pengalaman yang diberikan guru belum tentu ditawarkan.
Menurut Richards, Kurikulum adalah kegiatan yang esensial karena kegiatan tersebut mencoba menelaah bagaimana meningkatkan kualitas pengajaran melalui penggunaan perencanaan, pengembangan, penelaahan dan pelaksanaan dalam semua aspek program secara sistematis.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dari pengertian para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian kurikulum. Jadi, kurikulum merupakan kurikulum merupakan seperangkat rancangan, landasan, model, pedoman dan sistem pembelajaran yang berorientasi pada tujuan sesuai jenjang pendidikan.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan kurikulum 2013. Perubahan-perubahan yang terjadi pada kurikulum di Indonesia disebabkan karena kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional tersebut dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, letak perbedaanya terdapat pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
1.                  Kurikulum 1947
Kurikulum yang pertama kali diberlakukan di sekolah Indonesia pada awal kemerdekaan ialah kurikulum 1947 yang dimaksudkan untuk melayani kepentingan bangsa Indonesia. Kurikulum 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan dasar pada kala itu sebagai pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. berikut ini ciri-ciri Kurikulum 1947 menurut Wirianto.
1)   Sifat kurikulum Separated Subject Curriculum (1946-1947),
2)   Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah,
3)   Jumlah mata pelajaran: Sekolah Rakyat (SR) –16 bidang studi, SMP-17 bidang studi dan SMA jurusan B-19 bidang studi.
Pada kurikulum 1947 tujuan kurikulum diorientasikan pada tujuan nasional bangsa dan institusional. Ditinjau dari ranah Tujuan Nasional, tujuan tersebut perlu dijabarkan kedalam berbagai  bidang pembangunan termasuk dalam bidang pendidikan. Ditinjau dari tujuan institusional kurikulum pada periode ini lebih berorientasi pada tujuan lembaga pendidikan karena ketika siswa lulus maka siswa itu akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan asumsi bahwa tujuan kurikulum tersebut bersifat kontinyu atau berkelanjutan sehingga sistem pengembangan kurikulum pada periode ini lebih ditekankan.
Landasan filosofi pada kurikulum 1947, yakni:
1)   Alasan pedagogi yang sahih dengan pengaruh psikologi belajar dan praktik disekolah.
2)   Bukti (evidensi) terbaik yang tersedia
3)   Konteks tujuan pendidikan umum ditinjau dari pancasila UUD 1945
4)   Paduan kekuatan pelajar, tuntutan masyarakat dan mata pelajaran
5)   Kerjasama orangyang terlibat dan orang yang paling terkena dampak keputusan
6)   Fakta baru kehidupan seperti perkebangan ilmu, rasa persatuan keanekaragaman
7)   Perbedaan individual sisiwa
8)   Pandangan realistis pengorhanisasian
9)   Pandangan tentang cara komunikasi dan diseminasi kurikulum
10)    Pengalaman siswa yang tidak dapat dengan memuaskan di luar sekolah.

2.                  Kurikulum 1968
Menurut Wirianto, Kurikulum 1968 ditandai dengan pendekatan pengorganisasian materi pelajaran dengan pengelompokan suatu pelajaran yang berbeda yang dilakukan secara korelasional. Maksudny korelasi disini yaitu mata pelajaran yang satu dikorelasikan dengan mata pelajaran yang lain, walaupun batas demokrasi antar mata pelajaran masih terlihat jelas. Muatan materi masing-masing mata pelajaran masih bersifat teoritis dan belum terikat erat dengan keadaan nyata dalam lingkungan sekitar. Pengorganisasian mata pelajaran secara korelasional itu berangsur-angsur mengarah kepada pendekatan pelajaran yang sudah terpisah-pisah berdasarkan disiplin ilmu pada sekolah-sekolah yang lebih tinggi. Berikut ciri-ciri kurikulum 1968:
1)   Sifat kurikulum correlated subject ,
2)   Jumlah mata pelajaran SD-10 bidang studi, SMP-18 bidang studi (bahasa Indonesia dibedakan atas bahasa indonesia i dan ii), SMA jurusan A-18 bidang studi,
3)   Penjurusan di SMA dilakukan di kelas II, dan disederhanakan menjadi dua jurusan, yaitu Sastra Sosial Budaya dan Ilmu Pasti Pengetahuan Alam (PASPAL).
Tujuan kurikulum 1968 memiliki tujuan yang sama dengan kurikulum 1947, yakni tujuan kurikulum diorientasikan pada tujuan nasional bangsa dan institusional. Ditinjau dari ranah Tujuan Nasional, tujuan tersebut perlu dijabarkan kedalam berbagai  bidang pembangunan termasuk dalam bidang pendidikan. Ditinjau dari tujuan institusional kurikulum pada periode ini lebih berorientasi pada tujuan lembaga pendidikan dan sistem pengembangan kurikulum pada periode ini lebih ditekankan.
Landasan filosofi pada kurikulum 1968, yakni:
1)   Kurikulum 1968 terdiri dari 4 unsur pokok, yaitu dasar, tujuan, dan asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional Pancasila di sekolah dasar, struktur program atau kerangka kurikulum sekolah dasar, bahan pendidikan atau GBPP, serta pedoman evaluasi atau pengisian dan penggunaan buku rapor murid sekolah dasar.
2)   Pada era orde baru hingga tahun 1968, kurikulum mengalami perubahan yang cukup signifikan dapat dilihat dari adanya inovasi baru mengenai kurikulum terpadu yang diterapkan, dengan landasan filosofi alasan pedagogis serta kesesuaian dengan undang-undang yang berlaku pada masa itu.

3.                  Kurikulum 1975
Di dalam kurikulum 1975, pada setiap bidang studi dicantumkan tujuan kurikulum, sedangkan pada setiap pokok bahasan diberikan tujuan instruksional umum yang dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai satuan bahasan yang memiliki tujuan instruksional khusus. Dalam proses pembelajaran, guru harus berusaha agar tujuan instruksional khusus dapat dicapai oleh peserta didik, setelah mata pelajaran atau pokok bahasan tertentu disajikan oleh guru. Metode penyampaian satun bahasa ini disebut prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Melalui PPSI ini dibuat satuan pelajaran yang berupa rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
Ciri-ciri kurikulum 1975:
1)   Berorientasi pada tujuan.
2)   Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
3)   Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
4)   Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
5)   Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
Kurikulum 1975 mempunyai tujuan yang lebih substansial dan lengkap yakni dengan ditambahnya tujuan kurikuler dan tujuan instruksional. Tujuan kulikuler merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi. Tujuan ini dapat dilihat dari GBPP (Garis – garis Besar Program Pembelajaran) setiap bidang studi. Tujuan kulikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional sehingga kumulasi dari setiap tujuan kulikuler ini akan menggambarkan tujuan institusional. Artinya, semua tujuan kulikuler yang ada pada suatu lembaga pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional yang bersangkutan. Sedangkan tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan instruksional atau pembelajaran.
Landasan filosofi pada kurikulum 1975, yakni:
1)   Alasan pedagogi yang sahih dengan pengaruh dominan politik negara.
2)   Bukti (evidensi) terbaik yang tersedia dengan Berdasarkan uji coba inovasi, terutama di sekolah lab 8 IKIP yang sedang berjalan
3)   Konteks tujuan pendidikan umum ditinjau dari konsep Manusia pembangunan (Tap MPRS 1973 dan kemudian dimasukkan Tap MPR 1978)
4)   Kerjasama orang yang terlibat dan orang yang paling terkena dampak keputusan Dilibatkan intansi pemerintah yang relevan & guru di lapangan
5)   Fakta baru kehidupan seperti perkebangan ilmu, rasa persatuan keanekaragaman melalui Tuntutan kembali kepada Pancasila & UUD 1945
6)   Perbedaan individual sisiwa dikonsepkan dengan pengantar bahasa indonesia.
7)   Pandangan realistis pengorhanisasian Diterapkan bidang studi.
8)   Pandangan tentang cara komunikasi dan diseminasi kurikulum
9)   Pengalaman siswa yang tidak dapat dengan memuaskan di luar sekolah.

4.                  Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 pada hakikatnya merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. Asumsi yang mendasari penyempurnaan kurikulum 1975 ini adalah bahwa kurikulum merupakan wadah atau tempat proses belajar mengajar berlangsung yang secara dinamis, perlu senantiasa dinilai dan dikembangkan secara terus menerus sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat. Kurikulum 1984 memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
1)   Berorientasi kepada tujuan instruksional.
2)   Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
3)   Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.
4)   Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.
5)   Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan.
6)   Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran.
Tujuan kurikulum 1984 memiliki tujuan yang sama dengan kurikulum 1975, yakni tujuan kurikuler dan tujuan instruksional. Tujuan kulikuler merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi. Sedangkan tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan instruksional atau pembelajaran. Tujuan instruksional pada periode ini dibagi menjadi 2, yakni Tujuan instruksional umum yang tujuan pembelajarannya bersifat masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang lebih spesifik dan tujuan instruksional khusus yang merupakan penjabaran dari tujuan instruksional umum. Tujuan instruksional khusus dirumuskan oleh guru dengan maksud agar tujuan instruksional umum tersebut dapat lebih dispesifikasikan dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya.
Landasan filosofi pada kurikulum 1984, yakni:
1)   Alasan pedagogi yang sahih dengan pengaruh dominan politik negara.
2)   Bukti (evidensi) terbaik yang tersedia dengan berdasarkan uji coba inovasi proyek CBSA yang sedang berjalan
3)   Konteks tujuan pendidikan umum ditinjau dari konsep manusia pembangunan pancasilais (Tap MPR No. IV/MPR/197 8 GBHN & UU SPN)
4)   Kerjasama orang yang terlibat dan orang yang paling terkena dampak keputusan yakni intansi pemerintah yang relevan dan guru di lapangan.
5)   Fakta baru kehidupan seperti perkebangan ilmu, rasa persatuan keanekaragaman melalui tuntutan kembali kepada Pancasila & UUD 1945
6)   Paduan kekuatan pelajar, proses belajar, tuntutan masyarakat & mata pelajaran tuntutan memasukkan pspb & keterampilan
7)   Perbedaan individual sisiwa dikonsepkan dengan mulai masuk muatan lokal
8)   Pandangan realistis pengorganisasian ada contoh kegiatan belajar aktif
9)   Pandangan tentang cara komunikasi dan diseminasi kurikulum
10)    Pengalaman siswa yang tidak dapat dengan memuaskan di luar sekolah.

5.                  Kurikulum 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak. Adapun ciri-ciri kurikulum 1994 adalah sebagai berikut:
1)   Sifat kurikulum objective based curriculum.
2)   Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.
3)   Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran).
4)   Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
5)   Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
6)   Nama SMP dan SLTP kejuruan diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama),dan SMA diganti SMU (Sekolah Menengah Umum).
7)   Penjurusan di SMU dilakukan di kelas II, penjurusan dibagi atas tiga jurusan yaitu jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.
8)   SMK memperkenalkan program pendidikan sistem ganda (PSG) Aspek yang dikedepankan dalam kurikulum 1994 ialah terlalu padat, sehingga sangat membebani siswa yang berpengaruh pada merosotnya semangat belajar siswa, sehingga mutu pendidikan pun semakin terpuruk. Akibatnya adalah siswa enggan belajar lama di sekolah. Jika sejak awal siswa dicemaskan dengan mata pelajaran yang menjadi momok di sekolah, maka mereka akan menjadi bosan dan kegiatan belajar mengajar menjadi menyebalkan.
9)   Selain itu, penetapan target kurikulum 1994 dinilai dan dikecam berbagai pihak antara lain sebagai dosa teramat besar dari departemen pendidikan dan kebudayaan yang mengakibatkan kemerosotan kualitas pendidikan secara berkesinambungan tanpa henti.
Tujuan kurikulum 1994 memiliki tujuan yang sama dengan kurikulum sebelumnya, yakni memiliki tujuan kurikuler dan tujuan instruksional. Tujuan kulikuler merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi. Sedangkan tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan instruksional atau pembelajaran.
Landasan filosofi pada kurikulum 1994, yakni:
1)   Alasan pedagogi yang sahih dengan pengaruh dominan politik negara.
2)   bukti (evidensi) terbaik yang tersedia dengan Berdasar hasil inovasi Proyek CBSA, hasil penelitian dan perbandingan kurikulum negara lain.
3)   Konteks tujuan pendidikan umum ditinjau dari konsep Manusia Pancasila sbg manusia pembangunan yang bermutu tinggi (UU No. 2 Tahun 1989 SPN).
4)   Kerjasama orang yang terlibat dan orang yang paling terkena Dilibatkan pakar dan praktisi lapangan yang relevan.
5)   Fakta baru kehidupan seperti perkebangan ilmu, rasa persatuan keanekaragaman melalui Tuntutan kembali kepada Pancasila & UUD 1945.
6)   Paduan kekuatan pelajar, proses belajar, melalui tuntutan belajar aktif & pendekatan komunikatif.
7)   Perbedaan individual sisiwa dikonsepkan dengan Tuntuan hasil inovasi belajar aktif.
8)   Pandangan realistis pengorganisasian GBPP yang dominan kegiatan belajar aktif.

6.                  Kurikulum 2004
Kurikulum 2004 disebut juga Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk keahlian, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. Karakteristik KBK antara lain:
1)   Mencakup seleksi kompetensi yang sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan pencapaian Kompetensi, dan pengembangan sistem pembelajaran.
2)   Di samping itu KBK memiliki sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
3)   Penilaian dilakukan berdasarkan standar khusus sebagai hasil demontrasi kompetensi yang ditunjukkan oleh peserta didik.
4)   Pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan individual personal untuk menguasai kompetensi yang disyaratkan.
5)   Peserta didik dapat dinilai kompetensinya kapan saja bila mereka telah siap.
6)    Dalam pembelajaran peserta didik dapat maju sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.
Kurikulum 2004 (KBK) memiliki tujuan-tujuan, yaitu untuk mengembangkan pengetahuan pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab dan pengembangan pendekatannya memfokuskan pada perolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik.
Landasan filosofi pada kurikulum 2004, yakni:
1)      Bukti (evidensi) terbaik yang tersedia berdasarkan perbandingan kurikulum di negara lain.
2)      Konteks tujuan pendidikan yang umum mengacu pada ciri-ciri manusia indonesia yang berdasarkan uu spn 2002.
3)      Paduan kekuatan pelajar, proses belajar, tuntutan masyarakat & mata pelajaran berdasarkan pada tuntutan pendekatan kompetensi pengembangan kurikulum.
4)      Kerja sama orang yang terlibat dan orang yang paling terkena dampak keputusan yaitu dilibatkan pakar, praktisi, konsultan, dan instansi yang relevan.

7.                  Kurikulum 2006
Kurikulum 2006 disebut juga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan kurikulum di Indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para pengembang kurikulum di tingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi, oleh sebab itu kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini lahir dari semangat otonomi daerah, di mana urusan pendidikan tidak semuanya tanggungjawab pusat, akan tetapi sebagian menjadi tanggungjawab daerah, oleh sebab itu dilihat dari pola atau model pengembangannya KTSP merupakan salah satu model kurikulum yang bersifat desentralistik. Kurikulum 2006 memiliki tujuan yang sama dengan kurikulum 2004 akan tetapi lebih menyempurnakan dari kekurangan kurikulum 2004.
Landasan filosofi pada kurikulum 2006, yakni:
1)   Bukti (evidensi) terbaik yang tersedia berdasarkan hanya modifikasi Kurkulum 2004.
2)   Konteks tujuan pendidikan yang umum sama dengan Kurikulum 2004.
3)   Paduan kekuatan pelajar, proses belajar, tuntutan masyarakat dan mata pelajaran kurang efektif akiba terlalu cepat pergantian kurikulum.
4)   Kerja sama orang yang terlibat dan orang yang paling terkena dampak keputusan yaitu melibatkan praktisi lapangan, hanya waktu amat singkat

8.                  Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru pada saat ini, namun pelaksanaan serta penerapan di lembaga pendidikan sekarang ini diberhentikan sementara dan menunggu hingga semua siap untuk diberlakukan kembali. Seiring berkembangnya waktu dan teknologi kurikulum berubah dari waktu ke waktu dengan berlandaskan bahwa kurikulum bersifat dinamis. Dalam model perkembangannya kurikulum ini menerapkan konsep tematik integratif. Tematik integratif merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa aspek atau topik sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Ciri-ciri Kurikulum 2013  sebagai berikut.
1)   Berpusat pada anak
2)   Memberikan pengalaman langsung pada anak.
3)   Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
4)   Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses.
5)   Bersifat fleksibel.
6)   Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan anak.
7)   Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang bersifat humanisme dengan makna kurikulum yang berlandaskan asas kemanusiaan. Jika ditelaah dari karakteristiknya, semakin jelas bahwa pembelajaran berpusat pada anak menjadikan kurikulum ini juga bersifat demokratis dengan sistem pembelajaran sesuai minat bakat anak serta menekankan pendidikan karakter seperti sikap, perilaku yang baik dan bermoral.

Aspek filosofi dari kurikulum 2013 yaitu memiliki filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat serta kurikulum periode ini berorientasi pada pengembangan kompetensi.