Rabu, 25 Januari 2017

Sampai Kapan Iklan “Hemat Energi” Hanya Sebagai Angin Lalu?

Hemat energi? Kata-kata tersebut kerap kali muncul dalam keseharian kita. Terutama dalam iklan di media cetak, media elektronik, dan bahkan di media sosial. Kata-kata “Hemat Energi” bukanlah kata yang asing terdengar di telinga kita. Bahkan, setiap kali kita biasa melihat iklan “Hemat Energi” tersebut di jalan raya yang tercetak pada poster yang besar, dan juga kita sering melihat tayangan iklan tentang penghematan energi tersebut di televisi. Akan tetapi, apa yang kita lakukan dengan adanya iklan kata-kata “Hemat Energi” tersebut? bukankah kita hanya menganggapnya hanya sebagai angin lalu? Saat kita melihat iklan kata-kata “Hemat Energi” kita hanya membaca tulisan tersebut tanpa memasukkannya ke dalam hati dan pikiran kita tentang makna dan hikmah dari kata-kata tersebut.

Realitanya, tindakan menghemat energi dengan cara mengurangi penggunaan listrik tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, setiap barang yang kita gunakan baik di rumah, di kantor maupun di sekolah kebanyakan menggunakan listrik. Hal tersebut menyebabkan kita hidup dengan ketergantungan pada listrik. Mengurangi ketergantungan akan pemakaian listrik untuk hidup saat ini tidaklah membuat kita menjadi lebih pintar dan cermat dalam mengatur pemakaian energi. Karena saat ini, tidak ada satu pun kebiasaan atau rutinitas kita yang sama sekali tidak melibatkan energi listrik. Bahkan sekecil apapun itu aktivitasnya kita tetap menggunakan listrik. Lantas berapa banyak energi listrik yang digunakan oleh seorang manusia dalam sehari? Dan berapa energi listrik yang digunakan oleh seluruh penduduk Indonesia dalam sehari? Padahal kita tahu bahwa jumlah dari penduduk Indonesia saat ini tidak hanya ratusan atau ribuan jiwa, melainkan sudah mencapai 250 juta jiwa. Dari sini kita tahu bahwa kebutuhan listrik untuk penduduk Indonesia jumlahnya tidak sedikit. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Iklan tentang penghematan energi yang di muat di berbagai media, kita harus benar-benar memahami makna yang ada di dalamnya agar kata-kata “Hemat Energi” tersebut tidak hanya sebagai angin lalu, akan tetapi menjadi sebuah kebiasaan baru bagi masyarakat kita yang sangat bergantung akan adanya energi listrik. Sebenarnya cara pandang masyarakat di Negeri kita tentang penghematan energi listrik harus diubah, karena masyarakat kita pasti menginterpretasikan penghematan energi dengan cara harus mengurangi pemakaian perangkat elektronik tertentu. Padahal jika kita membicarakan tentang mengurangi penggunaan perangkat elektronik tertentu bagaikan membicarakan ujung langit yang tidak ketahuan di mana akhir dan manfaatnya.
Sebenarnya penghematan energi itu sendiri merupakan suatu langkah untuk meningkatkan efisinsi dan efektifitas penggunaan energi setinggi mungkin. Bukan mengurangi kebutuhan akan penggunaan energi. Misalnya kita mengganti penggunaan mesin cuci dengan papan kasar atau papan bergerigi untuk mencuci pakaian. Bayangkan berapa lama waktu dan tenaga yang kita habiskan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut? Jadi, berapapun besar dan lama tindakan pemakaian energi adalah sah-sah saja selama digunakan dengan cara yang benar dan efektif. Misalnya dalam pemakaian lampu penerangan untuk di rumah yang harus dinyalakan saat malam hari dan dimatikan saat matahari terbit,. Bukan malah membiarkannya hidup sepanjang malam dan siang hari. Jadi, penghematan energi adalah cara untuk meminimalisir jumlah pemakaian energi secara sia-sia, bukan malah meminimalisir atau mengurangi pemakaian energi yang dibutuhkan. Maka dari itu memahami makna dari sebuah kata “Hemat Energi” sangatlah penting dalam menentukan tindakan apa yang harus kita ambil dalam menciptakan kondisi hemat energi seperti yang dislogankan di berbagai media dan tidak menjadi kata-kata yang hanya sebagai angin lalu.
Lantas bagaimanakah cara merealisasikan penghematan energi agar iklan “Hemat Energi” tidak hanya menjadi angin lalu? Itulah segelintir pertanyaan yang akan muncul dalam benak kita. Secara pribadi, pasti kita enggan untuk mengubah pola kebiasaan hidup yang telah dijalani bukan? Kita yang setiap harinya terbiasa menggunakan energi listrik untuk beraktivitas tiba-tiba disuruh berhenti menggunakannya, padahal kita sangat butuh listrik tersebut. Bukankah itu hal yang tidak menyenangkan? Lalu bagimanakah solusinya? Teknologi pada era modernisasi saat ini sudah sangat canggih, kita bisa mencoba menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang ada untuk menjalankan aktivitas dan semua kendali utamanya masih tetap berada di tangan kita. Misalnya kita melakukan instalasi lampu penerangan di rumah menggunakan lampu yang pengaturan penyalaan dan pemadamannya menggunakan timer. Lampu yang memiliki timer ini akan menyala otomatis sesuai waktu yang ditentukan dan akan padam sendiri pada waktu yang telah ditentukan juga. Sehingga, penggunaan energi listrik lebih efektif. Walaupun dari penggunaan lampu penerangan bertimer ini tidak banyak energi yang dihemat, tetapi jika tindakan ini dilakukan oleh banyak masyarakat Indonesia maka cara ini cukup efektif untuk lebih mengefisiensikan penggunaan energi listrik. selain itu, fitur timer otomatis ini bisa diterapkan pada perangkat elektronik lainnya, seperti pada penggunaan teko listrik yang menggunakan timer. Dengan menggunakan teko listrik yang memiliki fitur timer otomatis ini kita tinggal memasukkan air mentah ke dalamnya, lalu kita tinggal mengatur seberapa lama kita akan merebus air tersebut dan didiamkan selama beberapa menit. Maka akan diperoleh air mendidih dengan jumlah yang kita inginkan untuk memenuhi kebutuhan penghuni rumah. Fitur timer otomatis ini akan mempermudah kita dalam mengerjakan pekerjaan kita dengan tepat dan benar tanpa perlu diawasi karena saat sampai pada waktu yang ditentukan perangkat elektronik yang menggunakan timer otomatis tersebut akan padam dengan sendirinya sehingga kita tidak mengkhawatirkan terjadi penggunaan energi listrik secara berlebihan dan pemanfaatan fitur timer otomatis ini dapat dijadikan alternatif guna mengefisiensikan penggunaan energi listrik dalam melakukan dan menyelesaikan aktivitas dan pekerjaan sehari-hari dengan tepat dan tanpa adanya energi listrik yang terbuang sia-sia.

Dengan adanya beberapa langkah untuk mengefisiensikan penggunaan energi listrik tanpa mengurangi penggunaan perangkat elektronik tertentu dalam melakukan aktivitas dapat membantu kita untuk lebih memanfaatkan energi listrik dengan cara efektif dan efisien sehingga listrik yang kita gunakan tidak terbuang sia-sia. Sehingga kita tidak hanya membaca tulisan iklan “Hemat Energi” saja tetapi kita telah benar-benar memahami tentang makna dari kata-kata tersebut dan tidak menjadikannya sebagai kata-kata yang hanya angin lalu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar