Pada pertemuan hari ini, rabu tanggal 8
Februari 2017 membahas mengenai teori belajar behavioristik dan
penerapannya dalam pembelajaran Teori belajar behavioristik menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu perubahan
perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan tersebut terjadi melalui adanya rangsangan (stimulans)
yang dapat menimbulkan
hubungan perilaku yang reaktif
(respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Dalam belajar ada teori pemrosesan informasi kognitif, maksudnya di sini
otak manusia seperti komputer yaitu proses penerimaan, pemrosesan, penyimpanan,
dan respon. Otak manusia memiliki 2 bagian, yakni memori jangka panjang dan memori
jangka pendek. Memori jangka pendek dapat mudah dilupakan karena setelah
menerima materi kita tidak memperoleh pengetahuan. Dalam belajar perlu
mengambil suatu keputusan yang didasari oleh evaluasi. Evaluasi harus didasari
oleh analisis.
Dalam belajar ada tingkatan soal C1, C2, C3,
C4, C5. Tingkatan tersebut berdasarkan kekompleksan dari soal-soal tersebut.
Dalam belajar tidak hanya membaca, menulis, dan menghapal. Jika seperti itu
sifatnya hanya memori jangka pendek. Sehingga dalam belajar perlu analisis dan
membangun cara berpikir yang kompleks agar mendapat keberhasilan dalam belajar.
Dalam memori jangka panjang juga butuh hapalan, akan tetapi model atau cara
menghapal bukan semua materi dihapal tapi yang penting-penting saja. Dalam
proses pembelajaran yang bagus tidak hanya menggunakan metode ceramah, akan
tetapi menggunakan metode yan mampu membangun cara berpikir anak dan
memanfaatkan teknologi yang ada sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar