Pada pertemuan hari ini, Senin 13 februari 2017
membahas mengenai teori belajar kognitif dan penerapannya dalam pembelajaran. Kata kognitif berasal dari kata “kognitire” yang artinya berpikir. Jadi
teori kognitif merupakan aktivitas belajar pada diri
manusia yang ditekankan pada proses internal berfikir atau proses
pengolahan informasi. Dalam teori kognitif terdapat tiga
jenis pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif (penyampaian informasi dengan kata-kata
yang konseptual), pengetahuan prosedural (ada proses dalam memperoleh
informasi), dan pengetahuan kondisional (dimana kita bisa memilih kapan
menggunakan pengetahuan deklaratif kapan menggunakan pengetahuan prosedural).
Teori
belajar kognitif menurut Gestalt ada 5 unsur, yakni insight (kemampuan untuk
mengetahui unsur-unsur peristiwa), meaning full learning (pembelajaran yang
bermakna), purposive behaviour (perilaku bertujuan maksudnya lebih menekankan
pada tujuan belajar), life space (prinsip ruang hidup, disini proses belajar
lebih berinteraksi dengan lingkungan sekitar), transfer (penerapan
pembelajaran). Teori belajar kognitif menurut Ausubel ada 4 unsur, yaitu
belajar dengan penemuan yang bermakna, belajar dengan ceramah yang bermakna,
belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan belajar dengan ceramah yang
tidak bermakna. Menurut Ausubel prinsip dari belajar kognitif adalah adanya
pengaturan kemajuan dalam belajar “advance
organizer”. Teori belajar kognitif menurut Piaget, yakni perkembangan
intelektual dan mental pada anak tidak hanya sekedar angka-angka belaka. Dalam
belajar anak memiliki tahapan-tahapan dalam mengenal diri sendiri, seperti
tahap sensory motor (0-2 tahun), tahap pre-operational (2-7 tahun), tahap
concrete operational (7-11 tahun), dan formal operational (11-15 tahun ke
atas). Teori belajar kognitif menurut Jerome S. Bruner memiliki 3 tahapan
perkembangan, yakni tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik.
Dalam
teori belajar kognitif terdapat 4 prinsip, yakni pembelajaran aktif, pemahaman
yang diketahui, memahami dari rekaman, dan perubahan mental. Kelebihan dari
teori belajar kognitif, yaitu menjadikan siswa kreatif dan mandiri, membantu
siswa memahami bahan belajar dengan lebih mudah, lebih mengenali siswa dan
lebih maksimal dalam mengembangkan kemampuan siswa. Sedangkan kekurangan dari
teori belajar kognitif, yakni menganggap bahwa kemampuansetiap peserta didik
itu sama, peserta didik tidak mengerti materi sepenuhnya. Pendekatan yang harus
dilakukan dalam teori belajar kogniti yaitu pengembangan program pembelajaran
yang dapat mengoptimalkan keterlibatan mental dan intelektual dalam
pembelajaran. Dimensi dalam teori belajar kognitif yaitu perceptual modality
preference, field dependent field independent, strong and weakness
automotivation. Ruang lingkup dalam psikologi kognitif, ada sensasi dan
persepsi, atensi, bahasa, pemecahan, dan kreativitas.
Dalam menerapkan teori
belajar kognitif perlu langkah-langkah strategis agar proses belajar lebih
efektif. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1)
Menentukan tujuan pembelajaran.
2)
Melakukan identifikasi karakteristik siswa (
kemampuan awal, motifasi, gaya belajar dan sebagainya).
3)
Memiliki materi pelajaran sesuai dengan
karakteristik siswa dan mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti.
4)
Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam
bentuk ad-vance organizer yang akan dipelajari siswa.
5)
Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan
menerapkannya dalam bentuk nyata/konkret.
6)
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar
siswa.
Faktor kognitif yang
dimiliki oleh siswa merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi
keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Faktor kognitif merupakan jendela
bagi masuknya berbagai pengetahuan siswa melalui kegiatan belajar baik secara
mandiri maupun secara kelompok
sehingga pengetahuan tentang kognitif siswa perlu dikaji secara mendalam oleh
para calon guru dan para guru demi menyukseskan proses pembelajaran di kelas.
Tanpa pengetahuan tentang kognitif siswa, guru akan mengalami kesulitan dalam
membelajarkannya di kelas, yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya kualitas
proses pendidikan yang dilakukan oleh guru di kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar