Kamis, 09 Februari 2017

Refleksi Belajar dan Pembelajaran, rabu 8 februari 2017

Pada pertemuan hari ini, rabu tanggal 8 Februari 2017 membahas mengenai teori belajar behavioristik dan penerapannya dalam pembelajaran Teori belajar behavioristik menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan tersebut terjadi melalui adanya rangsangan (stimulans) yang dapat menimbulkan hubungan perilaku yang reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Dalam belajar ada teori pemrosesan informasi kognitif, maksudnya di sini otak manusia seperti komputer yaitu proses penerimaan, pemrosesan, penyimpanan, dan respon. Otak manusia memiliki 2 bagian, yakni memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Memori jangka pendek dapat mudah dilupakan karena setelah menerima materi kita tidak memperoleh pengetahuan. Dalam belajar perlu mengambil suatu keputusan yang didasari oleh evaluasi. Evaluasi harus didasari oleh analisis.
Dalam belajar ada tingkatan soal C1, C2, C3, C4, C5. Tingkatan tersebut berdasarkan kekompleksan dari soal-soal tersebut. Dalam belajar tidak hanya membaca, menulis, dan menghapal. Jika seperti itu sifatnya hanya memori jangka pendek. Sehingga dalam belajar perlu analisis dan membangun cara berpikir yang kompleks agar mendapat keberhasilan dalam belajar. Dalam memori jangka panjang juga butuh hapalan, akan tetapi model atau cara menghapal bukan semua materi dihapal tapi yang penting-penting saja. Dalam proses pembelajaran yang bagus tidak hanya menggunakan metode ceramah, akan tetapi menggunakan metode yan mampu membangun cara berpikir anak dan memanfaatkan teknologi yang ada sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar