Oleh: Izmi Latifa Navida
A.
Pengertian Siklus Belajar
Siklus belajar (learning cycle) adalah suatu
model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered).
Pengembangan model ini pertama kali dilakukan oleh Science Curriculum
Improvement Study (SCIS) pada tahun 1970-1974. Model ini dilandasi oleh
pandangan kontruktivisme dari Piaget yang berangapan bahwa dalam belajar
pengetahuan itu dibangun sendiri oleh anak dalam struktur kognitif melalui
interaksi dengan lingkungannya.
B.
Fase atau Tahap Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar
Dalam pembelajaran
model siklus belajar (learning cycle) terdapat 3 fase penting yaitu fase
eksplorasi, pengenalan konsep, dan
penerapan konsep.
Pada fase eksplorasi
siswa diberi kesempatan untuk
mengeksplorasi materi secara bebas. Siswa melakukan berbagai kegiatan ilmiah
seperti mengamati, membandingkan, mengelompokkan, menginterpretasikan dan yang
lainnya, sehingga menemukan konsep-konsep penting sesuai dengan topik yang
sedang dibahas. Ada kalanya konsep yang ditemukan sudah sesuai dengan konsepsi
awal mereka sehingga langsung diasimilasikan ke dalam struktur kognitifnya
tetapi ada juga konsep yang tidak sesuai
sehingga menimbulkan konflik kognitif. Melalui diskusi dan bertanya pada
teman maupun guru, siswa mengakomodasi konsep tersebut untuk dapat
diasimilasikan. Dengan cara demikian siswa mengembangkan pengetahuan yang
dimilikinya. Pada fase ini aktivitas kebanyakan dilakkan oleh siswa sedang guru
hanya memberikan orientasi tentang apa yang harus dilakukan siswa, mengajukan
pertanyaan untuk mengarahkan kegiatan siswa, memberikan motivasi, serta
mengidentifikasi dan membimbing siswa yang mengalami konflik kognitif. Dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan guru membimbing siswa mengumpulkan data untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari. Disinilah guru mempunyai banyak
peluang untuk melatih keterampilan proses dan sikap ilmiah para siswa sesuai
dengan apa yang ditargetkan dalam rencana pembelajaran.
Pada fase pengenalan
kosnep peran guru lebih dominan. Dengan menggunakan metode yang sesuai, guru
membantu siswa mengidentifikasi konsep, prinsip, dan hukum-hukum yang
berhubungan dengan pengalaman pada fase eksplorasi. Dalam tahap ini guru berperan
lebih tradisional. Guru mengumpulkan informasid ari murid-murid yang berkaitan
dengan pengalaman mereka dalam eksplorasi. Bagian pelakaran ini merupakan waktu
untuk menyusun pembendaharaan kata. Materi-materi seperti buku, alat pandang
dengar dan materi tertulis lainnya diperlukan untuk penyusunan konsep.
Fase terakhir adalah
penerapan konsep. Pada fase ini siswa diminta untuk menerapkan konsep yang baru
mereka pahami untuk memecahkan masalah-masalah dalam situasi yang berbeda.
Dalam hal ini guru bertugas untuk menyiapkan berbagai kegiatan atau
permasalahan yang relevan dengan konsep yang sedang dibahas. Pada fase ini,
peserta didik diajak menerapkan pemahaman konsepnya melalui kegiatan-kegiatan
seperti problem solving atau melakukan percobaan lebih lanjut. Penerapan konsep
dapat meningkakan pemahaman konsep dan motivasi belajar, karena peserta didik
mengetahui penerapan nyata dari konsep yang mereka pelajari.
C. Kelebihan dan
Kekurangan Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar
Penerapan strategi ini
memberi keuntungan sebagai berikut:
1. Meningkatkan motivasi belajar karena
peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah
peserta didik.
3. Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Adapun kekurangan penerapan strategi
ini adalah:
1. Efektifitas pembelajaran rendah jika
guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran.
2. Menurut kesungguhan dan kreativitas
guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
3. Memerlukan pengelolaan kelas yang
lebih terencana dan terorganisasi.
4. Memerlukan waktu dan tenaga yang
lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.
D. Cara
agar Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar dapat Berlangsung Baik
Agar tujuan pembelajaran tercapai, kegiatan-kegiatan dalam setiap
fase-fase harus dirangkai dengan baik. Kompetensi yang bersifat psikomotorik
dan afektif misalnya akan lebih efektif bila dikuasai melalui kegiatan semacam praktikum, lingkungan belajar yang
perlu diupayakan agar siklus belajar
1. Tersedianya pengalaman belajar yang
berkaitan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
2. Tersedianya berbagai alternatif
pengalaman belajar jika memungkinkan.
3. Terjadinya transmisi sosial, yakni
interaksi dan kerja sama individu dengan lingkungan.
4. Tersedianya media pembelajaran.
5. Kaitan konsep yang dipelajari dengan
fenomena sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara emosional dan sosial
yang menjadikan pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar