Oleh: Izmi Latifa N
Pendekatan CTL merupakan “Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat, keluarga, kelompok dan organisasi,
bahkan pertemuan diantara sesama anak sehari-hari.
CTL memiliki tujuh komponen
(pilar), sebagai berikut:
1.
Konstruktivisme (Construktivism)
Merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan CTL,
yaitu bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah
yang siap untuk diambil dan diingat. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan
masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan
ide-ide. Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses
“mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Dalam proses pembelajaran siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif.
2.
Menemukan
(Inquiry)
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat kata-kata, tetap hasil dari
menemukan sendiri. Pembelajara mendorong seluruh pikiran dan tubuh untuk
bersama-sama aktif di dalam maupun di luar kelas. Guru harus selalu merancang
kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan.
3.
Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran
berbasis CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Dalam segala
aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan; antara siswa dengan siswa,
antara siswa dengan guru dan lain sebagainya.
4.
Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep Learning Komunity ialah hasil pembelajaran yang
diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Misalnya seorang siswa yang
belum biasa memperkecil atau memperbesar peta dibantu oleh teman yang sudah
bias dengan cara menunjukkan cara membuatnya. Kedua siswa tersebut sudah
membentuk masyarakat belajar.
5.
Pemodelan (Modeling)
Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-satunya model, model
dapat dirancang dengan melibatkan siswa, seorang siswa bisa ditunjuk untuk
memberi contoh temannya melafalkan satu kata. Contoh mempraktekkan model; Guru
IPS menunjuk siswa untuk berperan sebagai seorang pedagang, atau guru bahasa
Indonesia menunjukkan teks berita dari surat kabar
6.
Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru
dipelajari atau berfikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa
lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan
yang baru diterima. Misalnya ketika pembelajaran berakhir siswa merenung “Kalau
begitu, cara saya menyimpan file selama ini salah, mestinya dengan cara yang
baru dipelajari, sehingga file dalam komputer lebih tertata”.
Kegiatan mengevaluasi diri sendiri baik dilakukan karena
itulah siklus kehidupan yang nyata. Mengalami – umpan balik – dan berusaha
kembali berkali-kali akan lebih efektif daripada jika siswa dibiarkan memahami
pengetahuan secara sepotong-sepotong dan mengandalkan penilaian dari orang lain
(guru).
7.
Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang
bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan
belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa
mengalami proses pembelajaran dengan benar. Karena gambaran tentang kemajuan
belajar itu diperlukan disepanjang proses pembelajaran, maka assessment
dilakukan terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran.
B. Implementasi Model
Pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran
rencana pembelajaran yang dirancang guru memuat skenario
tahapan-tahapan yang akan dilakukan disesuaikan dengan materi pembelajaran.
Penekanan pembelajaran terletak pada strategi yang akan digunakan oleh guru
dalam pembelajaran. Rencana pembelajaran yang disusun pada dasarnya tidak ada
perbedaan dengan rencana pembelajaran konvensional, perbedaan hanya terletak
pada skenario pembelajarannya. Penyusunan
rencana pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut.
1. Nyatakan
kegiatan utama pembelajarannya (Standar kompetensi, dan kompetensi dasar).
2. Nyatakan
indikator pembelajarannya.
3. Kemukakan
secara rinci media untuk mendukung kegiatannya.
4. Buat
skenario tahapan-tahapan kegiatan siswa.
5. Kemukakan
cara autehentic assessmen-nya, dengan cara apa.
6. Siswa
dapat diamati partisipasi belajarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar